Suami Perokok dan Istri Underweight Bisa Hamil, Ikhtiar apa saja?

Sering dengar "Jangan Terlalu Kurus atau Jangan Terlalu Gemuk nanti susah hamil loh..."

Wah sebagai perempuan dan pengantin baru saat itu ada rasa was was yang mengganggu. Walaupun saya sendiri yakin bahwa kondisi saya baik-baik saja, saya tidak punya riwayat penyakit apapun yang terdengar berbahaya, bahkan seumur hidup belum pernah merasakan rawat inap di rumah sakit.

Tapi omongan-omongan tersebut sempat juga membuat saya khawatir. Saya memiliki tubuh kurus (underweight) bisa dikatakan ya seumur hidup, mungkin saya hanya gemuk pada saat bayi & balita saja. BB saya hanya 35 kg di usia 28 tahun. Saya sudah sering berkonsultasi ke Internist dan spesialis, cek ini itu, tapi memang dokter selalu menyatakan kondisi saya baik dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Mengutip dari AloDokter,

Ada dua hal terkait berat badan yang perlu kamu perhatikan bila ingin segera memiliki momongan, yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kadar lemak tubuh.

Angka IMT 18,5-24,9 memang terhitung normal. Namun, peluang hamil terbaik terjadi saat IMT berada di rentang 20-25. Wanita yang terlalu kurus (IMT kurang dari 20) atau kelebihan berat badan IMT lebih dari 25 memiliki peluang kehamilan 18% lebih rendah daripada wanita dengan berat badan ideal.

WHAT? Peluang hamil terbaik ada di rentang 20-25?

Apa kabar saya yang hanya ada di angka 15?

Calon Moms sudah tahu berapa nilai IMT Anda saat ini? Bisa cek disini 

Saya menikah Oktober 2019, Januari 2020 untuk pertama kalinya saya datang ke Klinik Spesialis SEHATI Gading Serpong atau yang lebih dikenal dengan Klinik Dokter Ong dengan keluhan haid saya yang jadi telat setelah menikah namun hasil testpack menyatakan negatif. 

Kemudian dilakukanlah USG Transvaginal. Saya bertemu dengan dr. Handojo, SpOG. Setelah dokter melakukan pemeriksaan dokter mengatakan bahwa memang saat itu saya belum hamil, telat haid masih dalam batas wajar hanya saya saja yang terlalu khawatir karena selama ini meskipun underweight saya tetap haid normal bahkan tidak pernah merasakan sakitnya keluhan haid yang banyak diceritakan itu.

Saat menuju pernikahan saya pun sempat ikhtiar dengan membeli kurma muda yang katanya berkhasiat untuk mempermudah proses kehamilan. Namun beberapa kali mengkonsumsi tidak juga mendapatkan hasil yang diharapkan. Kadang kurmanya sampai busuk karena hanya saya saja yang konsumsi sendiri sedangkan suami hanya icip sesekali dan tidak suka karena rasanya memang kurang enak sih sepet-sepet gimana gitu hehe.

Kalau Anda pernah dengar Triple Maot; yaitu Kurma Muda, Saffron, dan Zuriat yang banyak dijual sebagai iktiar dari promil. Saya sudah pernah coba semuanya. Bahkan saya mengkonsumsi saffron sejak sebelum menikah karena memang saya suka coba-coba dan memang saffron dinyatakan banyak khasiatnya termasuk untuk kulit. Dulu saat masih ngantor saya sering merendam beberapa putik saffron di air untuk saya habiskan selama seharian bekerja. Warna kuning yang dihasilkan seringkali mencuri perhatian teman-teman yang melihatnya. Untuk saffron dan zuriat beberapa kali lah suami mau ikut konsumsi asal sudah disiapkan saja dia tinggal minum. Saya juga sempat beberapa kali mengkonsumsi resep JSR detox rahim.

Setelah beberapa bulan dan garis dua tak kunjung muncul saya mulai malas dan tidak beli lagi. Apalagi saat itu Indonesia sudah mulai dihebohkan dengan Pandemi Covid-19. Ah rasanya membayangkan kehamilan ditengah pandemi yang entah kapan berakhir saja saya malas sekali. Kami mulai tidak fokus lagi terhadap rencana kehamilan. Apalagi Pak Suami yang selalu bilang "nanti kalau sudah waktunya juga pasti Allah kasih".

Suami saya adalah seorang perokok aktif, sulit dan lelah sekali rasanya mengingatkan dia untuk berhenti merokok paling tidak agar promil mandiri ini berjalan maksimal, ditambah dengan jam tidurnya yang berantakan, senang begadang, tidur menjelang subuh atau paling cepat tengah malam, makanan kesukaannya Mie Instan dan telur dadar, atau nasi goreng, ga jauh-jauh dari itu deh pokoknya. Sedangkan untuk promil pasti dibutuhkan gizi yang lebih baik kan? Ah makin hopeless lah saya :(

Selama itu walaupun santai menunggu kehamilan saya tetap mencari info ini itu. Sebenarnya selain faktor-faktor diatas saya juga mulai tebak-tebak buah manggis faktor lainnya yang mempengaruhi termasuk salah satunya yaitu frekuensi hubungan Suami Istri yang terlalu sering. Ya kami memang sangat aktif bahkan almost every single day *oops*. Sedangkan sperma butuh waktu untuk bisa menghasilkan sperma yang baik yang mampu membuahi sel telur. Jadi untuk promil justru sangat tidak disarankan berhubungan setiap hari atau bahkan 3x sehari hehe.

Menjelang 1 tahun usia pernikahan kami pada 5 Oktober 2020, saya mengingat ucapan dokter kandungan yang saya temui sebelumnya "jika nanti setelah satu tahun pernikahan belum juga hamil maka disarankan untuk kembali lagi dan periksakan juga suaminya". Nah hamil butuh usaha berdua buibu ga bisa istrinya atau suaminya aja. Apalagi seringkali kalau belum kunjung hamil pasti lebih sering istrinya duluan yang di judge :(

Sejak September saya mulai mencari info kira-kira dokter siapa dan di klinik atau rumah sakit mana kalau nanti pada akhirnya kami memutuskan untuk dibantu dokter dalam program hamil ini. Selama itu pula untuk pertama kalinya saya membeli 2 box hydromama dengan rasa berbeda, saya pikir saya mau coba cara terakhir yang bisa saya lakukan sendiri sebelum nantinya akan bertemu dokter, dan hydromama juga mengandung asam folat yang baik untuk mempersiapkan kehamilan jadi rasanya tidak ada salahnya untuk mencoba.

Saya sendiri tidak yakin betul ikhtiar mana yang sebenarnya membuat kehamilan ini berhasil tanpa perlu promil ke dokter kandungan. Barangkali buibu bisa juga mencoba cara-cara ini. Selain hydromama yang kadang-kadang suami juga ikutan minum asal ambil aja dia mah dari tumblr saya dan kebetulan rasanya juga enak, di bulan tersebut Qadarullah karena mamaku baru saja selesai operasi pemasangan pen di kaki karena kecelakaan, hampir sebulan itu saya setiap hari membuat jamu untuk Mama yang juga dikonsumsi keluarga dirumah, jamunya sendiri sebenarnya adalah resep JSR untuk promil hehe.

Saya menggunakan Kunyit, Jahe, Sereh, Gula aren, Asam Jawa, yang direbus bersamaan dan saya sendiri lebih suka ditambahkan madu. Setiap kali saya membuat jamu saya selalu pisahkan satu gelas kecil untuk Pak Suami dan Alhamdulillah dia mau minum huhu. 

Setelah haid pada bulan tersebut saya juga sudah menyiapkan LH test yang bisa dibeli di marketplace manapun ya buibu untuk mengecek kapan si perempuan ovulasi. Tentunya mengetahui kapan ovulasi bisa meningkatkan kesempatan kita untuk hamil karena dimasa itulah perempuan dikatakan sedang subur. Seingat saya, saya mulai menggunakan LH tersebut sejak hari ke 14 terhitung sejak hari pertama haid terakhir dan mulai menemukan garis dua samar pada hari ke 17 dan benar-benar jelas pada hari ke 18. Saya meminta kerjasama Pak Suami untuk menunda berhubungan beberapa hari sebelum terjadinya ovulasi.

Setelah segala ikhtiar tersebut sesungguhnya kami pasrah tidak ngotot harus hamil saat itu juga. Bahkan sehari sebelum anniversary kami, saya meminta Pak Suami untuk cek sperm dengan Sperm concentration Rapid Test Cassete yang saya beli melalui Tokopedia. Dan sayangnya saat itu hasil test menunjukkan hasil yang tidak ok. Namun karena hanya beli satu alat test yang harganya sekitar Rp 109,000 saya tidak bisa membandingkan apakah alat tersebut akurat atau tidak.

Saya memang sudah sempat terpikir mungkin problemnya sperm yang kurang oke karena seperti tadi dikatakan hubungan yang terlalu sering atau mungkin juga dipengaruhi dengan gaya hidup Pak Suami yang kurang sehatlah yang menyebabkan hal itu terjadi.

Dari situlah Pak Suami mulai bertanya "terus harus gimana?" yang saya jawab dengan "ya seperti rencana sebelumnya aja karena ini udah setahun, menunggu haidku bulan ini dan nanti hari kedua kita ketemu dokter untuk cek". Pak suami nurut aja deh :)

Keesokan harinya 5 Oktober 2020, tepat satu tahun usia pernikahan kami. Malam harinya saya merasakan keram luar biasa pada saat berhubungan, tadinya saya pikir apakah karena penetrasi yang terlalu dalam, sambil saya rasakan apakah saya masih sanggup atau tidak, dan akhirnya saya minta suami untuk berhenti. Sakit sekali rasanya sampai mual dan muntah.

Setelah itu suami meminta saya untuk beristirahat. Kami tentu tidak bisa langsung tidur. Kami terbang dengan pikiran masing-masing. Saya tau suami sempat browsing juga mungkin mencari tahu kemungkinan penyebab rasa sakit istrinya malam itu. Saya sendiri juga begitu.

Pagi harinya saya turun ke kamar mandi berniat ingin mandi sambil mencoba peruntungan dengan membawa satu buah testpack Onemed. Rasanya justru shock untuk pertama kalinya melihat garis dua, tidak percaya dan bingung, karena saya juga tidak yakin sudah siap hamil. Saya panggil suami dan meminta dia untuk ambilkan satu buah testpack lagi. Sambil dia sibuk mengeluarkan pertanyaan "kamu hamil? kamu hamil ya? ya kan?". Ah saya panik, saya hanya meminta suami untuk segera mengambilkan testpack. Lalu dia bawalah testpack Sensitif, dalam hati "nah bagus pinter juga bawa yang ini" hhi. Setelah itu dengan gemetar saya coba lagi dan benar saja dua garis yang lebih jelas terlihat disana.

Saya selesaikan mandi dan berusaha tetap tenang walau sesungguhnya antara senang dan takut itu bercampur jadi satu. Setelah itu saya panggil suami dan beri tahu dia. Tidak ada drama tangis terharu seperti yang suka orang share di socmed itu sih, kami sibuk dengan LALU SEKARANG HARUS GIMANA? >,<

Dan begitulah perjalanan ikhtiar kami yang barangkali bisa buibu ikuti. Yang pasti kehamilan ini atas ijin Allah. Dan InsyaAllah siap atau tidak waktunya Allah adalah waktu yang terbaik. Jadi apapun yang ada dipikiran buibu yang sedang berusaha saat ini, berpikir baiklah terus terhadap ketentuan Allah. Kun Fayakun :)

Selanjutnya saya akan bercerita mengenai kehamilan mamak underweight ini apa saja tantangannya dan juga sharing mengenai biaya kontrol di rumah sakit. Sampai jumpa :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbiasa dalam 'BEDA'

182 days with ❤